Rasanya, sudah lama sekali sejak aku dan dia melihat pelangi di langit utara Pagung.Namun, kembali ke kota ini, seperti menyeruakkan semua ingatan tentangnya; tentang janji yang terucap seiring jemari kami bertautan.Segera setelah semuanya berakhir, aku pasti akan menghubungimu lagi.Itulah yang dikatakannya sebelum dia pergi. Dan aku mendekap erat kata-kata itu, menanti dalam harap. Namun, yang datang padaku hanyalah surat-surat tanpa alamat darinya.Kini, di tempat yang sama, aku mengurai kembali kenangan-kenangan itu…
***
Gua adalah pembaca setia novel-novelnya Morra Quatro. Ketika novel ini akan terbit gua udah tau cerita novel ini tentang apa (anggepa aja spoiler khusus pembaca setia) :D
Tema yang diangkat oleh Morra di Notasi begitu sensitif, yaitu tentang salah satu masa tergelap yang pernah dilewati negara ini: Reformasi di tahun 1998. Sebuah tema yang sebenarnya nggak mudah, namun cukup penting untuk diangkat kembali. Menilik makin banyak pelajar-pelajar masa kini yang malas mempelajari Sejarah, maka bagi saya Notasi layaknya sebuah novel yang berfungsi sebagai buku sejarah mini tentang salah satu bagian sejarah penting negara ini.
Diluar status gua sebagai pembaca setia karya Morra Quatro, secara objektif gua menganggap Morra kembali dengan Notasi ini, sejak karya debutnya yang membuat gua jatuh cinta sama gaya penulisannya, yaitu Forgiven. Di novel Notasi ini, ciri penulisan Morra begitu keluar dengan ciri paling utama ialah adanya tokoh laki-laki yang 'cool' dan pendiam namun memiliki karakter yang begitu menggoda, serta tokoh perempuan yang biasa saja, dalam artian tokoh perempuannya memiliki karakter yang sangat umum dimiliki perempuan-perempuan lainnya.
Gaya penulisan Morra yang ringan dengan teknik deskripsi yang menurut gua cukup 'tricky' membuat gua dapat menikmati cerita tanpa harus berpikir keras, walau kadang cerita yang sedang dibaca bukanlah cerita picisan yang pasaran. Dan hal yang paling gua suka dari tulisan-tulisannya Morra ialah saat terjadi percakapan antar tokoh utama. Dalam Notasi, gua nggak akan pernah melupakan percakapan pendek Nalia dan Nino di dalam kampus saat acara yang diadakan oleh fakultas kedokteran, setelah terjadi penyerangan, dan tentu saja percakapan terakhir Nalia dan Nino di parkiran sebelum Nino memutuskan untuk ikut 'turun ke jalan'.
1. First Impression
Menilik cover Notasi, hal utama yang terpikir dalam kepala gua adalah sebuah pergerakan yang melibatkan radio. Mengingatkan gua akan zaman kemerdekaan, yang menggunakan radio sebagai alat komunikasi utamanya dalam melawan penguasa.
2. How did you experience the book?
Membaca kembali buku sejarah, bab reformasi dalam kemasan lebih menyenangkan dan lebih luas karena diceritakan melalui sudut pandang mahasiswa Jogja.
3. Character
Walau Nalia tokoh utamanya, karakter Nino begitu terasa pendeskripsiannya. Pun juga dengan tokoh lainnya seperti Ve, Faris, Farel dan lainnya.
4. Plot
Plot maju dan mundur sederhana yang ditulis dengan halus dan apik. Nggak sulit untuk membedakan mana cerita di masa lalu dan cerita di masa sekarang.
5. POV
POV 1 dengan tokoh utama Nalia. Cukup apik, walau ada beberapa pertanyaan yang mengganjal karena terbatasnya kuasa Nalia untuk menceritakan banyak hal dalam cerita. Hal ganjil yang mungkin tidak dapat dijawab sendiri oleh Nalia jika ditanyakan langsung ke tokoh tersebut, misalnya sejauh dan seerat apa hubungan Nino dan Ve.
6. Main Idea
Ide utama Notasi adalah kenangan. Cerita tentang bagaimana seorang perempuan yang kini sudah hidup bahagia dengan pasangannya lalu tiba-tiba mengenang kembali sosok lelaki yang dulu pernah hadir di hati dan pikirannya. Kenangan yang begitu erat dan mengental karena adanya momen spesial yang dijalani bersama (melewati masa reformasi bersama-sama).
7. Quotes
Ada banyak quotes yang bisa dikutip dalam novel Notasi. Tapi quotes paling gua inget adalah quotes yang ditulis sendiri oleh Morra Quatro di halaman pertama novel. Quotes yang menurut gua mewakili keseluruhan cerita dan quotes di dalam novel Notasi:
"Saat-saat istimewa dalam hidup selalu datang tanpa peringatan."
8. Ending
Ending yang manis, walau sebenarnya sudah terlihat saat surat-surat Nino diceritakan kembali oleh Nalia. Hanya, ending cerita yang sedikit mengejutkan adalah dengan siapa akhirnya Nino bersama, yaitu Ve. Membuat gua bertanya-tanya tentang sejauh apa, dan seerat apa hubungan Nino dan Ve.
9. Question
Seperti yang udah gua jelasin di atas, POV 1 ini membuat Morra nggak leluasa menceritakan semuanya, sebab harus terbatas di ruang lingkup apa yang diketahui oleh Nalia saja. Pertanyaan terbesara gua adalah tentang Nino dan Ve. Dan karakter Ve yang 'keras di luar dan lembut di dalam' ini menarik perhatian gua dan sayangnya kurang di ekslpore. Walau gua paham kenapa nggak bisa dieksplore, karena Nalia sendiri nggak begitu kenal dekat dengan Ve. Bagaimana bisa Nalia bercerita banyak tentang Ve, sementara dia sendiri nggak terlalu mengenal siapa Ve.
10. Benefits
Bagi yang nggak terlalu paham atau tau tentang peristiwa reformasi tahun 1998, maka dengan baca Notasi akan membuat orang-orang itu mengetahui sebagian kecil suasana dan deskripsi sejarah penting negara ini. Dan bagi yang sudah tau, maka membaca Notasi bagai penyegaran, dan pengulangan ingatan bahwa pernah ada masa seperti itu.